Hari Dongeng Sedunia! Ini 7 Dongeng Terbaik untuk Anak Umur 1-3 Tahun

 Hari Dongeng Sedunia! Ini 7 Dongeng Terbaik untuk Anak Umur 1-3 Tahun


Membacakan dongeng, tak sekedar membiasakan anak untuk rajin membaca, terhitung bisa jadi salah satu alternatif terkecuali anak Mama sulit tidur karena normalitas mengedot atau mengempeng. Hal ini bisa jadi salah satu langkah pengalihan yang bisa Mama coba.


Pilihan dongeng, terhitung sebaiknya sesuai dengan umur si Kecil. Jangan menentukan cerita yang rumit, karena pada umur 1-3 tahun umumnya anak belum bisa menangkap cerita yang kompleks karena keterbatasan bahasa mereka.


Carilah dongeng-dongeng dengan cerita sederhana, dan usahakan buku dongeng yang Mama bacakan lebih banyak memiliki kandungan unsur gambar dibanding postingan ya.


Akan lebih baik terhitung terkecuali Mama sambil jalankan gerakan atau mimik wajah sesuai cerita, sehingga si Kecil bisa lebih tahu dan tertarik dengan ceritanya.


1. Si Kelinci yang Sombong dan Kura-kura cerita dongeng sebelum tidur

Dongeng ini menceritakan perihal Kelinci yang sombong, yang menjadi dirinya adalah binatang dengan kemampuan berlari paling cepat. Karena kesombongannya, suatu hari ia menantang kura-kura temannya untuk bersaing lomba lari.


Kura-kura yang rendah hati, terima ajakan si Kelinci, tanpa tahu maksud buruk di belakangnya.


Si Kelinci yang udah percaya sekali menang, terlampau bersemangat dan mengabarkan ke semua hutan terkecuali ia dapat ikuti lomba lari dengan kura-kura. Dengan sombongnya ia menyuruh seisi hutan untuk melihat kemenangannya.


Pada hari perlombaan, seperti yang udah dibayangkan, Kelinci melesat dengan cepat di awal. Sedangkan kura-kura yang berlangsung lambat dengan santainya tetap berlari sebisa bisa saja mengejar kelinci.


Mendekati garis finish, Kelinci yang sombong memastikan untuk tertidur sejenak di bawah pohon, karena percaya sekali kura-kura tidak dapat bisa saja menyusulnya.


Namun ternyata, Kelinci tertidur pulas lebih lama dari yang ia rencanakan dan kura-kura pun menyusul serta memenangkan lomba.


Pesan dari cerita ini adalah tidak boleh pandang remeh kemampuan siapa pun, terhitung wajib disiplin terkecuali mengidamkan mendapatkan kemenangan.


2. Singa dan Tikus

Suatu hari seekor tikus jalankan kejahilan pada seekor singa. Dengan sengaja, tikus membangunkan si Singa.


Tak disangka, Singa terlampau marah dan menangkap si Tikus yang hendak memakannya. Namun, si Tikus menangis memohon sehingga Singa memaafkannya.


Dengan berbesar hati, Singa pun memaafkan dan melepas si Tikus. Tikus terlampau berterima kasih dan berjanji dapat membalas kebaikan Singa suatu hari nanti.


Beberapa hari kemudian, Singa tertangkap jerat yang dipasang oleh para pemburu. Singa terlampau kegalauan dapat dibunuh.


Ia menangis semalaman. Mendengar tangis Singa, Tikus menghampiri dan melihat Singa udah diam di dalam jerat tak berdaya.


Teringat dapat kebaikan Singa, Tikus pun menunjang melepas Singa dengan langkah menggerogoti jaring tersebut hingga putus. Singa pun terbebas. Sejak sementara itu, Singa dan Tikus pun jadi teman baik.


Pesan dari cerita ini, jangan pernah mengabaikan kebaikan orang lain dan jangan sungkan untuk membalas kebaikan itu.


Editors' Picks

Ajak Anak Aktif Bergerak dengan Main Permainan Tradisional di Rumah

10 Cara Mengajari Anak Berbicara yang Efektif

9 Obat Cacar Air pada Anak Berbahan Alami, Ampuh Redakan Sakit


3. Si Kancil dan Kawanan Buaya

Kancil, merupakan binatang yang tenar cerdik di hutan. Suatu hari, Kancil mengidamkan menyebrangi sungai dan melacak makanan di daratan sebelah sungai.


Namun, ternyata jembatan yang biasa dipakai untuk menyebrang rusak terkena badai tadi malam. Kancil yang kebingungan tiba-tiba punya ide.


Ia melacak Pak Buaya yang tenar galak dan kejam. Dengan takut-takut dia mendekati Pak Buaya. Tak disangka Pak Buaya yang melihat Kancil langsung menerkam kaki si Kancil.


Kancil berteriak kaget, "Pak Buayaa.... tolong jangan makan saya sekarang.... tolong"


Si Buaya berhenti mengigit si Kancil, katanya "Kenapa memangnya? Saya terlampau lapar. Dan anda terlihat enak sekali."


"Beri saya sementara lebih dari satu jam untuk menggendutkan tubuh saya khususnya dahulu, sehingga daging saya lebih banyak, dan Pak Buaya bisa lebih bahagia memakannya," mohon si Kancil pada Buaya.


"Tidak, anda pasti sudi menipuku dan melarikan diri," tolak Buaya.


"Saya berjanji pak, sementara saya membesarkan badan, ayah bisa panggil teman-teman yang lain terhitung untuk menyantap saya. Tentu tubuh saya dapat makin lama besar dan bisa dibagi-bagikan pada teman-teman bapak. Namun saya wajib melacak makanan di seberang. Karena makanan di area sini udah terlampau sedikit, saya tidak bisa menggendut disini. Ada berapa banyak teman yang ayah punya?" bertanya Kancil.


"Banyak sekali" ujar Buaya.


"Kalau begitu cobalah panggil seutuhnya dan minta mereka berjajar sehingga saya bisa menghitungnya. Jadi saya tahu dapat dibagi berapa badan saya, setelah saya gemuk nanti" kata Si Kancil lagi pada Buaya.


Buaya dengan polosnya menuruti Kancil dan memanggil semua temannya, dan memintanya berjajar sehingga Kancil bisa menghitung.


Setelah semua berkumpul, dan berjajar, Kancil menaiki satu per satu buaya-buaya itu sambil menghitungnya.


Kancil tetap menjajaki buaya hingga ke sebrang sungai, dan lantas berlari secepat bisa saja untuk menjauhi kawanan buaya, sebelum ia jadi santapan.


Buaya-buaya itu menjadi terlampau bodoh, dan menyadarinya terkecuali mereka cuma ditipu dan diperdaya oleh Kancil. Sedangkan Kancil? Dia berhasil menyebrang dan tidak dijadikan santapan buaya-buaya itu.


4. Kawanan Semut dan Belalang

Di suatu hari yang panas, seekor belalang duduk di atas pohon sambil menyanyi dan meminum air dingin.


Di hadapannya terlihat kawanan semut sedang sibuk mengangkat bahan-bahan makanan dari area satu ke area yang lain.


Sambil bersantai, Belalang menyindir kawanan semut-semut itu.


Sungguh semut-semut yang aneh, di hari sepanas ini, masih saja bekerja. Lebih baik seperti aku, bersantai-santai sambil minum air dingin, berteduh di bawah rindangnya pohon. "Hai semut-semut, bergabunglah bersamaku! Bersantailah pernah sejenak!"


Salah satu dari semut itu menjawab "Kami wajib mengumpulkan makanan wahai Belalang. Kalau kami tidak mengumpulkan makanan sekarang, kami dapat kelaparan di musim dingin nanti. Lebih baik anda terhitung mengumpulkan makananmu dibandingkan bersantai seperti itu."


"Hah, buat apa kumpulkan makanan dari sekarang. Musim dingin masih terlampau lama, saya masih punya banyak sementara untuk mengumpulkan makanan. Lebih baik saya saat ini bersantai saja," ujar Belalang tanpa menghiraukan ucapan semut.


Namun, si Belalang tetap menerus enjoy dan tidak mengupayakan untuk mengumpulkan makanan untuk musim dingin.


Benar saja, sementara musim dingin tiba, salju tebal melapisi semua daerah, sehingga Belalang tidak mendapatkan satu makanan pun.


Ia menangis meratapi nasibnya yang cuma bersantai tidak mengumpulkan makanan selama musim panas.


Akibatnya selama musim dingin, Belalang hidup dengan kelaparan. Sedangkan kawanan semut, berpesta pora dengan makanan yang ia kumpulkan selama musim panas.



5. Kisah pohon apel

Suatu masa, terkandung sebuah pohon apel yang terlampau besar, rimbun, dan banyak sekali berbuah apel yang manis dan berwarna merah. Seorang anak kecil bahagia sekali main di kira-kira pohon itu.


Namun beranjak makin lama besar anak kecil udah tidak lagi bermain di kira-kira pohon, dan membuat si Pohon Apel bersedih.


Suatu hari si Anak kecil yang udah tumbuh remaja mampir ke area Pohon Apel. “Hai anak muda kemarilah bermain-main di sekelilingku” kata si Pohon Apel.


“Aku tidak sempat bermain, saya kelaparan, tidak punya uang, dan saya tidak tahu wajib berbuat apa” ucap Si Anak. “Kalau begitu ambillah semua buahku, dan juallah di pasar” tawar si Pohon Apel.


Si Anak bahagia sekali, mengambil semua pohon apel dan menjualnya di pasar hingga ia bisa mendapatkan uang.


Lama si Anak tidak mampir lagi dan membuat si Pohon Apel kesepian kembali. Beberapa tahun setelahnya si Anak kembali, dan pohon apel bahagia sekali.


“Hai anak muda, kemarilah dan bermain di sekitarku” kata si Pohon Apel.


“Aku tidak punya sementara bermain, rumahku habis kebakaran, dan saya serta anak istriku tidak punya rumah lagi sekarang,” ujar si Anak sedih.


“Kalau begitu potong saja bahanku untuk dijadikan rumahmu” ucap Si Pohon Apel. Si Anak gembira luar biasa dan langsung memotong habis batang pohon cuma menyisakan sedikit batang serta akarnya.


Bertahun-tahun lamanya si Anak tak lagi lagi. Si Pohon Apel terlampau menjadi kesepian. Namun suatu hari si anak lagi lagi, wajahnya udah tua, tubuhnya udah bungkuk.


Namun si Pohon Apel masih senantiasa mengenalinya. “Apa lagi yang kau butuhkan nak? Aku udah tidak punya apa-apa. Buahku udah habis, batangku pun udah kau tebang. Aku cuma punya akar sementara ini” ucap si Pohon Apel. “Aku cuma butuh area beristirahat untuk area tinggal abadiku. Dan saya menentukan area ini di dekatmu.


Karena anda adalah teman terbaikku” ungkap si Anak. Pohon apel bahagia sekali mendengarnya.


Si Anak yang udah jadi kakek-kakek itu pun meninggal dan dikuburkan di dekat pohon apel itu.


6. Putri berambut merah dan burung bewarna emas

Di sebuah kerajaan, hidup seorang putri yang cantik. Dia punya rambut merah panjang dan terlampau menyukai mawar sehingga semua orang memanggilnya Putri bunga mawar.


Setiap malam setelah senja, Putri Bunga Mawar pergi ke balkon dan bertepuk tangan. Seekor burung emas mampir entah dari mana dan turun di bahunya. Seketika, rambut sang putri menjadi bercahaya dengan sinar merah yang cemerlang.


Ketika burung itu menjadi melantunkan sebuah lagu yang memesona, Putri Bunga Mawar turut bernyanyi, dan semua orang di kerajaan itu tertidur dan punya mimpi-mimpi indah hingga fajar menyingsing.


Hingga suatu hari sesuatu yang mengerikan terjadi. Seorang penyihir mengutuknya. "Abracadabra, Sim-Sala-Bim, semoga warna mawar redup!" kata penyihir itu, dan rambut Putri Mawar langsung berubah jadi hitam.


Malam itu juga, Putri Bunga Mawar terlihat di balkonnya dan bertepuk tangan. Tetapi dikala burung emas itu muncul, rambutnya bercahaya hitam bukannya merah. Burung itu menyanyikan melodi yang memesona, dan Putri Bunga Mawar menyanyikan lagu pengantar tidurnya.


Semua orang di kerajaan tertidur, tetapi malam itu mereka cuma punya mimpi buruk dan mimpi buruk. Pada hari berikutnya, sang putri yang sedih bertanya kepada burung itu, "Katakan, burung emas, bagaimana saya bisa membuat mimpi rakyat saya begitu manis lagi hingga fajar menyingsing?"


"Rambut hitam di air mawar," jawab burung itu.


Sang putri bertanya-tanya pada nasihat ini, tetapi ia mematuhinya.


Dia isi baskom dengan air dan menaburkan kelopak mawar di permukaannya. Kemudian, dia mencelupkan rambutnya ke dalam air mawar, dan langsung berubah merah lagi.


Malam itu, dikala burung itu bertengger di bahunya, sinar merah rambutnya yang bercahaya menerangi langit malam sekali lagi. Sang Putri menyanyikan lagu pengantar tidurnya, dan semua orang di kerajaan itu tertidur dan punya mimpi indah hingga fajar.


Penyihir jahat itu terlampau marah hingga kutukannya patah sehingga dia memastikan untuk mengutuknya lagi.


"Abracadabra, Sim-Sala-Bim, semoga warna mawar redup!" Dan rambut sang putri berubah jadi hitam.


Hanya saja kali ini sang penyihir terhitung mengambil semua bunga mawar di semua kerajaan.


"Mari kami melihat bagaimana anda dapat mematahkan kutukanku sekarang!" dia mencibir, dipenuhi amarah.


Sekali lagi, putri yang sedih bertanya kepada burung itu, "Katakan, burung emas, bagaimana saya bisa membuat mimpi rakyat saya begitu manis lagi hingga fajar?"


"Rambut hitam di air mawar," jawab burung itu.


"Tapi di mana saya wajib mendapatkan bunga mawar?"


"Rambut hitam di air mawar," burung itu berkicau dan terbang menjauh.


Sang putri tidak tahu wajib berbuat apa. Sedemikian hebatnya kesedihannya hingga matanya berkaca-kaca, salah satunya jatuh ke tanah di bawahnya. Pada sementara itu, seorang pangeran muda dan tampan, yang udah berhenti di bawah balkon sang putri, mengeluarkan sebuah kotak kecil dan satu rambut merah dari dalamnya.


Dia membungkuk dan tempatkan rambut di atas air mata sang putri. Dan kemudian, keajaiban terjadi. Tiba-tiba, rambut merah berubah jadi mawar merah.


Sang pangeran mengambil mawar dan membawanya ke sang putri. Setelah melihat mawar, dia langsung mengelap air matanya dan memetik kelopaknya untuk menambah air di baskom. Kemudian, dia mencelupkan rambutnya ke dalam, dan kutukan itu patah. Semua orang terengah-engah, dan Raja bertanya kepada pangeran, "Anak muda, di mana anda mendapatkan rambut merah itu?"


"Ketika sang putri dan saya sama-sama anak-anak, saya mengambil sehelai rambut dari kepalanya sebagai tanda kesetiaanku padanya. Dan dia jalankan hal yang serupa kepadaku, menarik sehelai rambutku sendiri."


"Itu benar, ayah," sang putri meyakinkan dan mengeluarkan sebuah kotak kecil. Dia membukanya untuk mengutarakan sehelai rambut dari kepala pangeran di dalamnya. Semua orang bahagia dengan berita ini. Pangeran dan Putri Bunga Mawar menikah pada hari yang sama.


Setelah tahu bahwa kutukannya udah dipatahkan lagi, penyihir tiba-tiba meledak. Akhirnya, bunga mawar bermunculan di tiap-tiap taman di kerajaan sekali lagi. Setiap malam Putri bunga mawar menyanyikan lagu pengantar tidurnya yang penuh kasih, sehingga semua orang tertidur dan bermimpi indah hingga fajar menyingsing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Optimalkan Keuntungan Bisnis Anda dengan Mengikuti Pelatihan Ekspor Impor Terkini

Review Pantai Slili: Posisi, HTM, Gambar& Kelebihannya

Pengungkapan Pajak untuk Operator Usaha Kecil